NU Palembang Online – Serasehan nasional kader pergerakan bersama Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 1991-1994, Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum., dengan tema Revitalisasi PMII menuju Indonesia maju di Hotel Aryaduta Palembang, Senin (19/8/2024).
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa menilai dinamika yang terjadi dalam Kongres PMII ke XXI di Palembang, Sumatera Selatan, sebagai bagian dari proses demokrasi yang harus dihargai.
“Alhamdulillah, kongres sudah berjalan dengan baik. InsyaAllah dalam hitungan hari akan mendapatkan Ketua Umum yang bisa menjawab tantangan ke depan,” ujarnya.
Menurutnya, perbedaan pandangan dalam proses demokrasi adalah hal yang wajar dan justru menjadi indikator sehatnya organisasi.
“Saya tidak mempermasalahkan adanya perbedaan dalam proses demokrasi, tapi sebagai intelektual, nyatanya kita masih bisa melahirkan keteraturan,” tambahnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Cak Ali ini juga mengapresiasi kontribusi kader intelektual muda NU dalam merespons isu nasional dan global. Menurutnya, PMII memiliki tiga keunggulan yang membedakannya dari organisasi lain.
“Pertama, kedalaman dalam hal keagamaan. Mereka belajar agama dengan baik di PMII. Kedua, mereka belajar kepemimpinan yang baik. Ketiga, mereka memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi,” ungkap Cak Ali yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).
Cak Ali menegaskan, ketiga keunggulan tersebut membuat PMII mampu memberikan warna dalam pembangunan bangsa dan negara.
“Leadership kader PMII sudah dibentuk sejak muda, sejak masih mahasiswa. Oleh karena itu, jika mereka diberi kesempatan, InsyaAllah PMII bisa berkontribusi besar bagi bangsa dan negara ini,” tukasnya. (Ali)