KH. Amiruddin Nahrawi (Cak Amir)

Mengenang Cak Amir (Bagian 1)

NU Palembang Online – Lupa persis, tetapi sekitar 1993-1995. Almukarrom (Alm) KHA Malik Tadjuddin dalam sebuah kesempatan saat selesai memberikan cawisan memanggil saya dan beliau mengatakan, _”Mukhlis, cari di Tengkuruk itu namonyo Amiruddin, dio jualan cincin kaki limo. Amiruddin ini baru pindah dan dio wong NU,”_

Karena ini saya anggap perintah istimewa, keesokan harinya saya ke kawasan Tengkuruk dan sesuai dgn ciri yang diberikan kyai akhirnya dengan ketemu dengan yang disebut Amiruddin tadi. Pedagang kaki lima saat itu sedang ramai-ramai nya, beliau duduk di emperan sebuah toko dengan bangku kecil dan tas merk presiden yang berisikan batu akik untuk dijual.

Tak perlu waktu lama, mungkin karena merasa sama-sama NU jadi komunikasi langsung nyambung. Saya waktu itu Wakil Ketua PAC GP Ansor.

Pertemuan terus berlanjut. Saya sering ke rumah beliau (Cak Amir) begitu sebaliknya. Juga saya ikut “promosikan” beliau untuk mengisi khutbah maupun berceramah dalam berbagai momentum di masyarakat. Dari awal beliau sudah memiliki karakter dengan lelucon yang menjadi ciri khas sembari mengutip berbagai kitab kuning.

BACA JUGA:  Mengenal Angga, Kader NU yang Sukses di Usaha Kuliner

Dekade itu NU terbilang tak seaktif saat ini. Akhirnya beliau ditunjuk sebagai Ketua MWC NU Seberang Ulu I dan ayah saya Kemas Muchtar Ali (alm) sebagai sekretaris. Namun dalam banyak pekerjaan sayalah yang menjalankan fungsi sekretaris.

Lailatul Ijtima’ menjadi kegiatan rutin perbulannya. Keliling dari musholla satu ke musholla atau masjid lainnya.
Hampir semua biaya konsumsi beliau sendiri yang tanggung, padahal saya sendiri tau beliau masih memiliki keterbatasan finansial ketika itu. Namun semangat berkhidmah di NU sangatlah besar. Jadilah MWC NU Seberang Ulu I yang paling aktif dan rutin kegiatan, walau seadanya.

Untuk memenuhi dana kegiatan MWC tersebut saya tau persis banyak hal2 yang pada akhirnya membuat senyum dan sedih.

Nama beliau saat itu sudah menjadi buah bibir di kalangan NU Palembang. Ditambah lagi sebagai pendatang baru, beliau sangat mengutamakan adab dan etika terutama kepada para Kyai dan Ulama. Sehingga sangat mudah diterima. Seiring itu pula, beliau sudah mulai tenar sebagai penceramah di kawasan Seberang Ulu dan sekitarnya.

Oleh : Kemas Khairul Mukhlis
(Pengurus PCNU Palembang)

BACA JUGA:  PCNU Palembang Beri Penghargaan Tokoh Muda NU Palembang

Check Also

Perempuan Aswaja An-Nahdliyah, Kiprah Gerakan Perempuan Aswaja dalam Peradaban Dunia

NU Palembang Online – Kajian tentang gerakan perempuan Aswaja An-nahdliyah masih sangat jarang dilakukan, padahah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *