Ilustrasi. Foto : (Ist/nu.or.id)

Kiat-Kiat Mencegah Krisis Air Menurut LPBI PBNU

NU Palembang Online – Musim kemarau yang berkepanjangan telah memunculkan krisis air yang semakin memprihatinkan di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mengancam pasokan air bersih, tetapi juga berdampak pada ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Dalam upaya mengatasi krisis ini, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) mengungkapkan kiat pencegahan yang dapat membantu mengatasi krisis air di masa depan.

Wakil Ketua LPBI PBNU, Maskut Candranegara mengungkapkan bahwa pengembangan infrastruktur air bersih adalah salah satu langkah preventif yang dapat mengatasi krisis air di musim kemarau. Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur air bersih, termasuk jaringan distribusi air dan penyediaan sumur-sumur bor yang mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, ia menyarankan untuk memperbanyak pembuatan penampungan air hujan seperti embung di setiap desa atau kampung, serta meningkatkan jumlah sumur resapan atau biopori.

“Memperbanyak membuat penampungan air hujan dengan membuat embung-embung di setiap lahan kosong setiap desa atau kampung. Juga memperbanyak sumur-sumur resapan atau biopori, agar air resapan dapat dimanfaatkan saat musim kemarau tetap tersedia air dalam tanah,” Ujar Maskut dikutip dari NU Online, selasa (3/10/2023).

BACA JUGA:  Kiai Hendra Ajak Warga NU Palembang untuk Berpartisipasi di Konser Amal

Kerja sama lintas-sektoral antara pemerintah dan masyarakat sipil juga menjadi kunci dalam mengatasi krisis air. Koordinasi yang lebih baik dalam perencanaan dan pelaksanaan program pencegahan diperlukan. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan program Indonesia Water Farm (IWF) yang bertujuan untuk mendorong pemerataan akses air bersih bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

“Program tersebut dalam rangka memberi solusi alternatif bagi pemerintah untuk memperluas akses masyarakat terhadap air bersih melalui dana bukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” jelasnya.

Selain itu, praktik reboisasi juga dianggap efektif dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah krisis air. Maskut menjelaskan bahwa reboisasi, atau penanaman kembali pohon-pohon, memiliki peran utama dalam siklus air di bumi.

(LPBI PBNU) mengajak masyarakat apabila akan menebang satu batang pohon, harus menanam pohon dua batang, atau melakukan reboisasi menanam pohon yang memiliki akar, berfungsi untuk menyerap air di dalam tanah pada tanah perbukitan. Semakin banyak pohon, maka cadangan air makin banyak tersimpan. Untuk itu, menanam pohon atau reboisasi (penghijauan lahan) merupakan salah satu upaya untuk mengurangi krisis air bersih,” tambahnya. (Ali/net)

BACA JUGA:  Pesan Kiai Asep untuk Kader PERGUNU

Check Also

Road To Hari Santri 2024, PCNU Palembang Gelar Workshop Santri-Preneur

NU Palembang Online – Dalam rangka Road To Hari Santri 2024 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *