NU Palembang Online – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Palembang, KH. Hendra Zainuddin Al-Qodiri, berikan materi Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) kepada peserta Pendidikan Dasar Ahlul Sunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah (Diksawaja). Acara ini diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an & Dakwah (LPTQ & D) UIN Raden Fatah Palembang.
Acara Diksawaja yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidz Kiai Marogan ini mengambil tema “Ahlul Sunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah sebagai Thoriqoh Islamiyyah,”.
Pada kesempatan itu, Kiai Hendra menekankan pentingnya mengikuti ajaran Aswaja sebagai pedoman utama bagi Nahdlatul Ulama dan umat Islam pada umumnya.
“Aswaja adalah mereka yang selalu mengikuti sunnah Rasulullah dan empat sahabatnya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali,” ujar Kiai Hendra saat menyampaikan materi, Jum’at (4/10/2024).
Lebih lanjut, Kiai Hendra yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Aulia Cendikia Palembang, menjelaskan ada tiga alasan penting mengapa perlu mendalami Ahlussunnah wal Jama’ah. Pertama, Kiai Hendra mengungkapkan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah merupakan golongan terbesar.
“Berdasarkan survei LSI, 59 persen masyarakat berafiliasi ke Nahdlatul Ulama. Kedua, aspek keselamatan bersama. Wal Jama’ah memberikan kenyamanan dalam beragama. Coba kalian ikut kelompok yang sedikit dan pengajiannya sembunyi-sembunyi, pasti tidak enak, dan Ketiga selalu meneladani Rasalullah dan sahabat-sahabat,” ungkap Kiai Hendra.
Selain itu, Kiai Hendra juga menjelaskan ciri-ciri Ahlussunnah wal Jama’ah yang harus diketahui oleh peserta Diksawaja. “Ciri pertama, tidak mengkafirkan orang lain. Jika ada kelompok yang mengkafirkan, mereka bukan Aswaja,” tegasnya.
“kedua ciri Aswaja itu berpegang teguh pada Al-Qur’an, hadis, ijtima’, dan Qiyas, dan Ketiga ciri Aswaja yakni Mayoritas, Mayoritas yang ada di Indonesia NU,” tukasnya.